Friday, May 30, 2025

Sialnya Hidup Harus Terus Berjalan

Dunia harus terus berputar, kaki harus terus melangkah, tapi ada kalanya si jiwa ini enggan ikut. Merasa kosong. Banyak hal yang rasanya sudah hilang dari jiwa, setiap serpihannya memberi luka ketika berusaha dipungut kembali.

Sewaktu kecil aku punya banyak mimpi, aku selalu merasa dunia berputar di sekelilingku. Namun banyak hal membuat mimpi itu patah satu persatu, sebagian lagi terbakar meninggalkan debu dan arang. Seolah-olah api membakar bukan hanya mimpi, tapi juga bagian dari diriku sendiri. Bagian yang dulu penuh harap, penuh semangat, dan penuh warna.

Sejak kecil aku sadar bahwa aku terlalu perasa.
Sejak kecil aku sadar bahwa aku mudah takut.
Aku takut sendirian.
Aku takut kehilangan. 
Aku takut  suatu saat akan lupa segala hal, makanya aku menuangkan segala memori ke dalam tulisan dan foto.
Kadang tanpa sadar aku memblokir perasaanku sendiri, meyakinkan bahwa yang kurasakan itu palsu. Aku bahkan tidak tahu apakah itu memang palsu atau tidak?

Tapi kembali lagi, hidup harus tetap berjalan bukan? Ah sial, tapi tak apa karena itulah seninya, tetap berjalan meski tak tahu arah, tetap berjalan meski kaki berdarah, tetap berjalan meskipun tak yakin suatu saat akan hilang susah. 

Kini aku berusaha merangkai ulang mimpi-mimpi yang tinggal menyisakan serpihannya di jalanan berlumpur. Aku berusaha tersenyum lagi, aku harap aku bisa terus seperti ini. Aku rasa sekarang aku bahagia dengan berusaha untuk berjalan meskipun tak tahu apa yang akan aku hadapi di setiap titiknya. Berusaha memaknai setiap perjalanan. Karena ternyata selama ini jiwaku tertinggal, takut jatuh, sampai lupa merasakan. 

No comments:

Post a Comment

Menginap Di Rumah Imel

 Setelah akhirnya Imel mendapat kepastian tanggal wisuda, aku pun mengajukan cuti untuk datang ke wisuda Imel, awalnya aku ragu cutiku dapat...